
BANTEN | Sebanyak sembilan calon Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (PBMA) menyatakan tidak bersedia masuk dalam kepengurusan yang sedianya dilantik hari ini, di Hotel Le Semar, Karawaci, Tangerang, pada Jum’at (25/06).
Sembilan calon pengurus tersebut merupakan kader asal DPP Generasi Muda Mathla’ul Anwar yang pada awalnya menginisiasi pencalonan KH. Embay Mulya Syarief.
Kepada Vinus, Ketua Umum DPP Gema Mathla’ul Anwar Ahmad Nawawi mengatakan, terdapat dua organisasi badan otonom yang awalnya mendukung KH. Embay sejak Juli 2020 silam.
Baca Juga
- Tanggapi Usulan Revisi Perda CSR, Pemkab: Silakan Sampaikan Sesuai Mekanisme
- Mahasiswa Datangi Gedung Bupati, Minta Forum CSR Dibubarkan
Masih kata Nawawi, dua organisasi otonom tersebut ialah DPP Gema Mathla’ul Anwar dan DPP Himpunan Mahasiswa Mathla’ul Anwar (HIMMA).
Dari dua organisasi otonom itu, KH. Embay kemudian mendapat dukungan mayoritas hingga 23 pemilik suara, dari total 39 suara menjelang pemilihan pada Muktamar XX Mathla’ul Anwar.
“Dengan dukungan itu KH. Embay maju sebagai calon ketua umum PB Mathla’ul Anwar periode 2021 2026,” ujar Nawawi.
Hal senada disampaikan salah satu calon yang tidak bersedia dilantik, Destika Cahyana. Dia menyampaikan, dukungan tersebut menjadi dokumen resmi yang dipegang pimpinan sidang.
Namun, sambung Destika, pada praktiknya di bawah pimpinan sidang, atas berbagai pertimbangan akhirnya disepakati proses pemilihan Ketua Umum melalui Musyawarah Mufakat.
“Musyawarah mufakat tentu merupakan opsi terbaik agar tidak memberikan dampak psikologis dan dampak lainnya yang tidak baik pasca Muktamar,” ucapnya.

Lebih lanjut, dirinya mengungkapkan, setelah Pak Kyai Embay terpilih bersama tim formatur menyusun personalia pengurus PBMA periode 2021 2026.
“Namun, ketika penyusunan personalia pengurus hingga menjelang pelantikan, kami tidak pernah mendapat informasi pemberitahuan resmi terkait kesediaan sebagai pengurus,” kata Destika Cahyana.
Sementara itu, salah seorang lainnya yang ogah dilantik, Achmad Yakub mengatakan, idealnya pengurus terpilih harus melalui proses seleksi dan etika organisasi yang baik.
“Calon pengurus hasil pilihan tim formatur semestinya dilakukan rekonfirmasi dan rekomitmen kepada yang bersangkutan untuk kemudian dilantik. Jadi tidak sepihak dan terkesan sangat bernuansa politis,” tuturnya.
Yakub menilai, proses tersebut tidak mencerminkan PBMA sebagai organisasi modern. Sehingga pihaknya menyatakan tidak bersedia untuk masuk menjadi bagian pengurus PB Mathla’ul Anwar periode 2021 2026.
“Kami sudah sering terlibat di banyak organisasi modern, pasti kita dikonfirmasi terlebih dahulu secara resmi ketika diminta menjadi pengurus sebuah organisasi, dan ada beberapa hal substansial yang juga tak terpenuhi,” pungkas Yakub.
Untuk informasi, sembilan kader yang tidak bersedia dilantik diantaranya, Ahmad Nawawi, Ali Fikri, Achmad Yakub, Destika Cahyana, Syahroni Yunus, Hanni Sofia, Tata Septayuda Purnama, Daden Ahmad Sugiri, dan Irwandi Suherman. |We