TANGERANG | Manusia hanya bisa ikhtiar. Tuhanlah yang menentukan. Begitupun dengan rizqi. Umat hanya diperintah usaha. Soal hasil sudah ada yang mengatur. Besar dan kecil itu ada takarannya.
Percekapan sederhana keluar dari seorang Jawa asal Pekalongan. Mas Ras panggilannya. Di KTP tertulis Rasmono. Usianya 35 tahun. Menetap di Lukun, Kecamatan Cisoka, sejak tahun 1998.
Laki-laki itu, terus mengayunkan kaki, mengayuhr pedal agar mesin jahit terus berputar. Sesekali istirahat, dan menjawab pertanyaan Vinus.id., tanpa menoleh karena khawatir jahitannya melenceng.
Baginya, ikhtiar harus terus ditekuni. Apa saja. Yang penting halal dan bisa menghasilkan. Untuk nafkah keluarga. Selebihnya tabungan buat bekal anak sekolah.
Rasmono tinggal di Tangerang, sudah 22 tahun. Berawal dari jualan buah-buahan keliling. Setelah itu berganti profesi: menjadi tukang permak levis. Juga reparasi pakaian.
“Kalau sebagai tukang permak sekitar 16 tahun mas, mulai naik sepeda, sanpai motor seperti sekarang”, ujar Ras pada Minggu, (10/05).
Rasmono keliling Cisoka, Solear, dan Balaraja. Dijadwal. Sehari ke Balaraja, biasanya perumahan Bukit Gading, keesokannya Cisoka, Perumahan Pesona Wibawa Praja, Setelah itu, Solear, kalau tidak Taman Kirana Surya, Argo Subur.
“Setiap hari dalam seminggu saya masuk perumahan-perumahan. Memberikan pelayanan perbaikan celana, baju, daster, dan apa saja yang bisa dijahit”, ujarnya.
Ditanya soal penghasilan, pria yang baru punya anak satu ini menjawab, kalau hari Sabtu dan Minggu rata-rata bisa bawa pulang 150 ribu. Sedangkan hari biasa, sekitar 100 ribu. Sesekali bisa nyampe 200 ribu, terutama saat awal bulan.
“Penghasilan tidak tentu, tapi cukup untuk bayar kontrakan, makan keluarga, dan nabung”, ujar Ras kepada Vinus.Id.
Sejak ramai corona, penghasilan menurun drastis, paling sehari mendapat 60 ribu. Kalau hari Sabtu atau Minggu bisa dapat 80 ribu. “Kita syukuri saja”, ungkapnya sambil tersenyum.
Dirinya hanya keliling perumahan. Alasannya karena, pertama, rumahnya berdekatan. Kedua, sejak dari pertama keliling memang niat saya ke perumahan. Kebetulan di 3 kecamatan itu banyak sekali perumahan.
Disinggung apakah akan mudik. Rasmono menjawab tegas: tidak. Kan ada larangan, Selain melihat di televisi, kebetulan istri juga ikut saya disini. “Nanti-nanti saja mudiknya, kalau corona sudah hilang”, ujar Ras sambil memotong celana milik salah satu warga langganannya. | We