
TANGERANG kini semakin tidak kondusif sejak dipimpin Pj bupati. Pengguna jalan tak lagi merasa aman meski di siang bolong. Lantaran truk-truk tanah menghantui mereka bagai virus yang siap menghantam.
Perbup tidak lagi menjadi alat yang kuat untuk menjerat para pengembang, meraka seakan abai terhadap persoalan sosial ini. Mulai berani melawan peraturan. Para pengusaha terus mengeruk kekayaan, sementara rakyat menjadi korban.
Sejak menjabat, Pj Bupati tidak pernah bersuara. Hanya fokus pada aktivitas seremonial yang dilakukan oleh dinas-dinas pemerintah. Tanpa mengetahui persoalan akar rumput.
Pj bupati seharusnya hadir sebagai antitesa dari pemimpin sebelumnya. Bahwa segala macam persoalan yang ditinggalkan Pak Zaki dan Mad Romli bisa diselesaikan dengan baik dan cepat. Namun semua itu hanya wacana belaka. Tidak berdampak pada keadaan yang lalu. Bahkan lebih buruk dari sebelumnya.
Baca Juga
Persoalan truk tanah yang seharusnya beroperasi pada pukul 22.00 malam hingga pagi. Kini sore pada pukul 18.00 sudah ada di jalanan mengganggu aktivitas dan mobilisasi rakyat Tangerang. Perbub yang sudah dibuat kini telah ditambal dengan grativikasi pengembang kepada otoritas yang berwenang. Sehingga aktivitas ilegal ini terus terjadi.
Kemana sekiranya Pemda Tangerang pada persoalan ini, apa mereka sengaja tutup mata? Aktivitas truk tanah di jam-jam mobilisasi rakyat yang begitu banyak akan sangat membahayakan.
Contohnya pada September 2023 lalu, ada anak 6 tahun di Teluknaga menjadi korban. Ia terlindas truk saat berada di atas motor yang berhenti. Padahal truk tanah tersebut tidak beroperasi pada jam sesuai operasionalnya.
Kemudian di oktober 2023, peristiwa yang sama terjadi di Solear. Truk tanah kembali merenggut nyawa seorang anak usia 15 tahun. Kejadian seperti ini terus berulang hingga memakan korban lebih banyak lagi.
Sebenarnya kasus ini sudah lama terjadi. Namun, Pemda Tangerang tidak pernah serius menangani. Nyawa rakyat seakan tidak ada harganya. Perbub tidak berefek pada ketaatan para pengembang dan pemegang otoritas kalau implementasinya tidak menjalankan fungsi Perbub itu dengan benar.
Pemda Tangerang harus kembali serius menangani kasus ini. Eksekutif, legislatif dan pihak kepolisian, kemudian Dishub dan pemangku kebijakan lainnya harus beriba hati pada rakyat.
Jika tidak ada keseriusan, maka kalian para pemangku kebijakan publik akan dilaknat Tuhan. Karena membunuh rakyat secara perlahan dengan menutup mata apa yang terjadi. Mengabaikan peraturan yang sudah dibuat sendiri.
Mungkin kalian pemangku kebijakan akan berdalih bahwa kematian di tangan Tuhan, jika sudah waktunya pasti ajal akan datang. Tetapi jangan salah bahwa Tuhan juga akan melihat keseriusan kita sebagai manusia dalam hal usaha. Wallahualambishab.
*Ditulis oleh: Abdul Haris. Pengurus HMI Badko Jabodetabeka-Banten.