spot_img

Boikot Produk Israel dan Kesempatan Bagi Pengusaha Indonesia

Penulis: Abdul Haris*

AGRESIF militer Israel kepada Palestina sudah genap satu bulan, pemimpin dunia termasuk Indonesia sudah sangat muak dan mengecam akan situasi genting ini.

Korban berjatuhan bagai daun berguguran di musim panas jatuh tanpa henti, anak-anak syahid setiap 10 menit sekali. Israel enggan untuk menggencat senjata.

Puncak ketidakmanusiaan ini dipertontonkan ke belahan dunia mana pun, seruan PBB tidak digubris oleh Zionis itu. Mereka seakan sedang melahap ikan kakap, begitu menikmati tanpa menghiraukan tekanan publik. Sungguh ini sangat hina dan tidak boleh dibiarkan berlama-lama.

Israel seperti mengulang sejarah kelamnya saat dahulu Nazi membantai mereka, padahal manusia tidaklah begitu hakikatnya, kita dianjurkan untuk saling menyayangi satu sama lain.

Baca Juga

Dalam Islam pun Allah Swt. menyerukan lewat Al-Qur’an. Surat Al-Maidah ayat 32 yang artinya: Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya.

Ayat ini menandakan bahwa manusia sudah seharusnya saling mencintai dan menyayangi. Layaknya ibu menyayangi anaknya, suami menyayangi istrinya, kekasih mencintai seseorang yang ia sayangi. Begitulah seru Allah lewat ayat di atas.

Keuntungan Ekonomi bagi Indonesia

Seruan boikot produk Israel dan sekutunya tidak lagi dibendung, di mana pun seruan itu kompak secara bersamaan. Termasuk Indonesia yang sangat anti terhadap penjajahan di muka bumi.

Produk yang dihasilkan oleh negara-negara itu ialah seperti McDonald, KFC, Starbucks, Pepsi, dan lain sebagainya. Tentu ini berpengaruh, memang tidak besar. Namun hanya itu yang bisa masyarakat Indonesia lakukan selain perang sosial media dan aksi kemanusiaan di jalan.

Bukti pengaruhnya ialah saham-saham beberapa perusahaan itu turun drastis seperti yang terlampir ini. Menurut analisis dari Daily News Egypt, kampanye yang dimulai pada 10 Oktober di kalangan pengguna media sosial tersebut berdampak pada saham perusahaan yang memiliki waralaba di negara-negara Arab atau memberikan sumbangan besar ke Israel.

Misalnya saham PepsiCo, yang memiliki merek seperti Pepsi, Chipsy, Dunkin’ Donuts, dan lainnya, turun ke level terendah sejak November 2021 pada 12 Oktober, mencapai US$157,9 per saham.

Pepsi diperdagangkan pada harga US$164,3 per saham pada 10 Oktober, hari pertama boikot. Sahamnya sedikit pulih dan ditutup pada US$164,87 per saham kemarin, Rabu, (01/11/2023).

Perusahaan lain yang sahamnya berfluktuasi adalah Walt Disney, yang memiliki Disney Channel dan bisnis hiburan lainnya. Saham Walt Disney turun 0,59% pada 12 Oktober, mencapai US$83,1 per saham. Pada perdagangan kemarin pun, saham Disney kembali turun ke harga US$81,07 per saham.

Kemudian saham McDonald’s telah jatuh ke level terendah sejak 27 Oktober 2022. Saham tersebut mencapai rekor terendah US$245,5 per saham pada 12 Oktober dan terus menurun hingga sesi perdagangan Selasa.

Saham McDonald’s kemudian menunjukkan beberapa tanda pemulihan dan ditutup pada US$261,97 per saham pada Rabu kemarin. Penurunan ini terjadi meski McDonald’s menyatakan bahwa waralabanya di negara-negara Arab tidak ada hubungannya dengan perusahaan induk yang mendukung Israel.

Saham Starbucks juga terkena dampak kampanye boikot, namun tidak sebesar perusahaan lain. Saham Starbucks turun menjadi US$91,4 per saham pada 12 Oktober, yang merupakan harga terendah sejak boikot dimulai.

Namun saham Starbucks kemudian naik menjadi US$94 per saham pada 19 Oktober. Meski begitu, SBUX kembali ditutup melemah ke harga US$91,35 per saham pada perdagangan Rabu.

Dapat kita lihat bahwa memang tidak besar kerugiannya, namun memberikan efek berat bagi Israel dan sekutunya. Belum lagi produk-produk ritel lain yang diperjualbelikan di minimart seperti Alfamart, Indomaret, Alfamidi dan minimart serupa.

Ikhtiar ini bagian dari dakwah umat manusia yang marah akan Genosida tersebut. Lalu bagaimana kesempatan itu bisa dimanfaatkan oleh pengusaha Indonesia?

Dengan berjalannya seruan ini, masyarakat dan pengusaha Indonesia mempunyai kesempatan untuk masuk ke dalam ekonomi yang telah diambil oleh negara Israel dan Amarika. Inilah saatnya memanfaatkan kekompakan masyarakat Indonesia dalam memboikot produk-produk tersebut.

Pengusaha Indonesia hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia dengan menciptakan produk yang sama dan bermerk lokal. Bayangkan apabila ekonomi yang besar ini dapat kita ambil alih, maka bukan tidak mungkin cita-cita Indonesia yang ingin menaikan ekonomi di angka 7% hingga 8% akan terjadi dengan mudah.

Kesadaran masyarakat beralih pada produk lokal di dalam situasi ini sangat mudah dipengaruhi apabila kebutuhannya dapat terakomodir.

Angka pengusaha Indonesia naik, lapangan pekerjaan meningkat, lalu ekonomi akan naik di kuartal ke 4 ini. Kejelian membaca situasi sangat di butuhkan oleh pengusaha, terutama peran pemerintah diperlukan juga dalam situasi seperti ini.

Semoga ikhtiar ini menjadi titik yang memberatkan Israel dan sekutunya, lalu di sisi lain ekonomi Indonesia memberikan dampak yang baik bagi meningkatnya daya beli masyarakat pada produk lokal Indonesia.

*Ditulis oleh: Abdul Haris. Pengurus HMI Badko Jabodetabeka-Banten.

Loading

VINUS TV

BERITA TERBARU

IKLAN

spot_img
spot_img

BERITA TERPOPULER

IKLAN

spot_img

BERITA TERKAIT

Bahlil dan Polemik Gas Melon

Politik Matahari Kembar

Mengakhiri Feodalisme Birokrasi

Krisis Keteladanan Pejabat Negara

Jokowi di Persimpangan: Golkar atau Gerindra?

IKLAN

spot_img

SEPUTAR BANTEN

IKLAN

spot_img

SEPUTAR DESA

Masyarakat Pasir Bolang Demo Alfamart