TANGERANG | Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Multimedia Nusantara (UMN) menggelar pelatihan teknik pembuatan poster untuk UMKM dan BUMDes pada Jumat, (10/09).
Pelatihan tersebut digelar menggunakan aplikasi Zoom. Menghadirkan tiga narasumber dari Fakultas Seni dan Desain UMN.
Lia Herna selaku pembicara menyampaikan, membuat sebuah poster harus mempunyai daya tarik agar pesan yang ditulis tersampaikan dengan baik.
Baca Juga
- Dukung Program Pemerintah, KAHMI Tangerang Gelar Vaksinasi Dosis Kedua
- Gelar Webinar, LSDP Siap Kawal Pemilu 2024
Menurutnya, untuk membuat sebuah poster menarik harus terlebih dahulu melakukan kajian. Terlebih soal target atau sasaran dari pembuatan poster itu sendiri.
“Dari menarik itulah seorang pembaca bisa tergugah dan mau meluangkan waktunya untuk membaca isi pesan sebuah poster secara utuh,” paparnya.
Selain itu, menurut dosen lulusan UPH ini, publik memiliki waktu delapan sampai dua belas detik untuk memutuskan apakah meneruskan atau tidak dalam membaca isi pesan dalam sebuah poster.
“Dari sekian detik itulah sebuah poster terlihat menarik dibaca atau tidak,” ucapnya.
Sementara itu, Ilham Khoiri selaku narasumber kedua berbicara soal teknik mengolah foto pada desain poster.
Menurut Ilham, mengolah foto dalam sebuah poster harus dilakukan dengan baik dan semenarik mungkin. Hal itu bisa dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, memilih foto yang relevan.
Menempatkan foto sesuai komposisi, memberi sentuhan ulang pada foto sesuai teks dan ilustrasi, dan menjadikannya sebagai elemen utama dalam rancangan. Serta memberikan warna sesuai dengan kebutuhan.
Masih kata Ilham, cara pengaplikasiannya bisa menggunakan berbagai perangkat di komputer, seperti program Adobe Potoshop, Adobe Ilustrator, atau Corel Draw.
Selain itu, masih ada banyak aplikasi pembuatan poster yang ditawarkan dalam play store di Android sebut saja, Texgram atau Canva.
“Aplikasi semacam ini, juga dapat dimanfaatkan oleh desainer untuk menghasilkan poster yang baik dan instan,” ucapnya.
Chara Susanti sebagai pembicara ketiga membahas soal tipografi untuk poster. Ia menyampaikan pentingnya soal pemilihan jenis huruf, ukuran, jarak, warna, dan interaksi teks dalam sebuah desain poster.
Menurut Dosen Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) UMN ini, masing-masing jenis huruf memiliki karakteristik tersendiri. Baik dari tingkat keterbacaan maupun ekspresi visual.
“Jenis huruf Sans serif misalnya, jenis ini sering digunakan untuk poster karena wujudnya yang sederhana dan bersih, sehingga mudah dibaca,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga merekomendasikan para peserta agar menghindari penggunaan beberapa jenis huruf dalam pembuatan poster.
“Comic Sans, Papyrus, Harabara, Hobo Std, Brush Script, dan Marker Felt. Jenis huruf ini karakternya tidak sesuai untuk bisnis dan terlalu sering dipakai,” ucap Chara.
Agar poster mudah dipahami dan dibaca sampai selesai, menurut Chara, perlu memperhatikan urutan keterbacaan elemen visual.
“Karna terbiasa membaca dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah. Kita bisa menerapkan pola “F” dan “Z” untuk mengatur elemen visual pada sebuah poster,” pungkasnya. |HR