spot_img
spot_img

LKNU Tangerang Kembali Lakukan Assessment TBC

Assessment Kualitas Layanan (AKL) sedang mengunjungi Puskesmas Tigaraksa.

TANGERANG | Sub-sub Receipent Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (SSR LKNU) Tangerang Raya didukung Global Fun kembali mengadakan Assessment Kualitas Layanan (AKL) ke beberapa Puskesmas di Kabupaten Tangerang.

Mengenai penyakit Tuberkulosis (TBC). Bertempat di Kantor PCNU Kota Tangerang pada 18-19 Maret 2020. Acara ini diikuti oleh mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi yang ada di Tangerang.

Koordinator SSR LKNU Tangerang Raya Deden Kurniadi mengatakan, bahwa program penanggulangan TBC ini telah dimulai tahun 2018. Oleh Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU). Saat itu lebih fokus pada pelatihan dan pendampingan pasien TBC, oleh kader di setiap Puskesmas.

“Saat ini kita lebih memfokuskan pada Assessment Kualitas Layanan (AKL) ke setiap Puskesmas. Selanjutnya akan melakukan penguatan advokasi serta fundraising terkait penanggulangan Tuberkulosis,” sambungannya.

Lebih lanjut, alumni PMII ini menjelaskan bahwa SSR LKNU akan terus membangun jejaring pada setiap instansi yang siap bekerja sama dengan kami dalam penanggulangan penyakit TBC ini.

“Persoalan yang paling penting hari ini bukan hanya mewaspadai virus Covid-19. Tuberkolosis (TBC) juga penting untuk diwaspadai, karena penularannya melalui udara. Informasi sampai saat ini, Kabupaten Tangerang belum memiliki kebijakan dan pendanaan khusus,” ujarnya kepada vinus.id., pada Kamis, (19/03).

Sampai sekarang di Indonesia mungkin hanya beberapa Kota/Kabupaten yang memiliki kebijakan atau peraturan daerah yang fokus pada kesehatan terkait TBC.

“Adapun tujuan dari assessment kualitas layanan puskesmas ini untuk mengetahui sejauh mana penanganan puskesmas terhadap pasien yang mengidap gejala TBC. Apakah pelayanannya baik atau kurang,” ujar Deden.

Lebih lanjut, mengenai fundraising, pria asal Mekar Baru ini menjelaskan, bahwa nanti tim yang dibentuk akan melakukan penyuluhan dan sosialisasi terkait kesadaran terhadap penyakit TBC kepada masyarakat.

Ade Kurniawan, sebagai fasilitator SSR LKNU menambahkan, bahwa isu TBC memang sudah lama di Indonesia. Akan tetapi sangat mengkhawatirkan. Terlebih informasi terkait penyait TBC ini belum sepenuhnya menyebar ke masyarakat.

“Paradigma di masyarakat, TBC itu sebuah penyakit yang menakutkan, sehingga masyarakat terkena gejala TBC cenderung tertutup dan enggan melakukan pengobatan,” ujarnya.

Ini yang kita khawatirkan, karena penyakit tersebut penularannya melalui udara, semakin ia tertutup maka penyakit tersebut akan cepat menular kepada siapa saja.

“Sosialisasi dan edukasi adalah solusi dan langkah cepat dalam penanganan penyakit tuberkolosis (TBC) dimasyarakat,” sambung pria yang juga aktif di Formatab ini.

Pantauan vinus.id., AKL kali ini di 3 Kecamatan. Tigaraksa, Kresek, dan Gunung Kaler. Hari ini, relawan sedang mengunjungi puskesmas Tigaraksa. |Her/We

Loading

VINUS TV

BERITA TERBARU

IKLAN

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

BERITA TERPOPULER

IKLAN

spot_img
spot_img

BERITA TERKAIT

IKLAN

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

SEPUTAR BANTEN

IKLAN

spot_img
spot_img
spot_img

SEPUTAR DESA

Masyarakat Pasir Bolang Demo Alfamart