spot_img

Anies-Cak Imin, Perpaduan Keislaman dan Keindonesiaan

Penulis: Abdul Haris*

SEKIAN lama mengalami kebekuan Anies dan Cak Imin hampir tidak pernah dibayangkan akan bersatu. Jangankan untuk menjadi salah satu paslon Presiden dan wakil presiden, untuk bekerja sama dalam satu kabinet saja hal yang mustahil.

Tidak lain tidak bukan karena masing-masing pendukung mereka di masa lalu adalah orang-orang yang berbeda pandangan yang sangat mendasar, Anies didukung oleh ulama garis keras sedangkan Cak Imin didukung ulama santuy.

Namun seiring perjalanan politik yang panjang, hilal perlahan hadir seakan menembus batas-batas dinding tebal. Pertama datang dimulai dari Cak Imin yang sering bertemu para ulama, dan ulama tersebut sering menyarankan agar di 2024 Cak Imin sebaiknya sama Anies bersanding dalam kontestasi politik Pilpres.

Sebagaimana dalam Islam salah satu yang harus kita dengar pendapatnya setelah sahabat Nabi adalah para ulama, selama ulama itu dikenal baik dan menjalankan syariat-syariat Islam serta ajaran Nabi Muhammad saw.

Baca Juga

Kita tahu bersama bahwa pendukungnya Anies memiliki selera politik yang berbeda dengan kekuasaan saat ini. Sedangkan Cak Imin berada dalam barisan istana, tentu berbeda sangat drastis.

Pendukung Anies misalnya PKS yang sering berada di luar kekuasaan itu sangat aktif memberikan kritik pada pemerintahan Jokowi. Baik apa yang di lakukan Jokowi memutuskan kebijakan nasional maupun kebijakan internasional.

Anies dan Cak Imin merupakan perpaduan yang baik di antara yang baik-baik. Anies mempunyai sisi intelektual serta religiusitas yang tinggi, di dalamnya merupakan tancapan perpaduan iman, ilmu serta amal sholeh.

Sementara Cak Imin merupakan tokoh sekaligus aktivis ulung yang telah berpengalaman lebih dari 20 tahun terjun di dunia organisasi. Serta Cak Imin juga merupakan seorang yang nasionalis dan penggerak di basis Islam NU yang cinta akan Indonesia.

Mereka berdua adalah perpaduan keislaman dan keindonesiaan untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang berkeadilan melalui gagasan perubahannya.

Di satu sisi bersatunya PKB dan PKS untuk kebaikan bangsa tentu menjadi percontohan politik yang dinantikan banyak kalangan masyarakat Indonesia untuk persatuan tentunya. Sehingga kedua belah pihak sepakat melupakan dan mengakhiri politik masa lalu yang penuh dengan kebekuan.

Hal itu ditandai dengan sikap modernitas serta berbudayanya Partai Keadilan Sejahtera yang terus ditancapkan dan digaungkan. Misalnya dalam beberapa bulan lalu di sebuah daerah, PKS telah mengadakan pagelaran wayang kulit, itu merupakan tradisi pertunjukan kebudayaan yang biasa di lakukan oleh masyarakat Jawa, dan PKS melakukan itu.

Paslon Paling Siap

Banyak yang berspekulasi bahwa Anies tidak akan melanggeng ke KPU untuk mendaftarkan diri sebagai presiden, dikarenakan akan banyak aktor yang menghalanginya untuk berkontestasi.

Manusia bisa saja mengatakan apa saja yang ia ingin sampaikan, tetapi kita sebagai makhluk hanya mampu berucap, semuanya Tuhan punya kuasa dan rencana. Jika Tuhan telah berkehendak Anies dan Cak Imin akan tetap bisa berlayar ke KPU menjemput RI satu.

Keduanya Lahir Dari Aktivis Mahasiswa

Cak Imin bukanlah orang baru, ia aktivis mahasiswa yang malang melintang di pergerakan mahasiswa, pernah menjadi Ketua Umum PMII Cabang Yogyakarta.

Sejak tahun 1999 ia meraih kursi DPR RI dengan usia 33 tahun, pernah menjabat sebagai sekjen PKB dan pada akhirnya 2004 dia resmi menjabat sebagai Ketua Umum PKB setelah Gusdur.

Di samping itu, Cak Imin dan PKB sangat layak untuk dipinang, sebab dia memiliki basis suara di Jawa Timur dan sebagian memiliki suara basis NU. Perpaduan yang baik untuk Anies dan juga PKS yang memiliki suara cukup banyak di Jawa Barat.

Pengalaman dan suara itulah yang menjadikan Anies tak menolak tawaran Ketua Umum Nasdem Surya Paloh, sebab kriterianya hampir sempurna.

Sementara Anies sendiri bukan orang kaleng-kaleng, ia adalah aktivis sekaligus intelektual muda. Pernah memimpin demo ribuan mahasiswa pada tahun 90-an, pernah mengikuti program pertukaran pelajar di Amerika, lalu pulang pernah menjadi rektor termuda di Paramadina, sehingga ia dikenal jauh dan mantap.

Pasangan keduanya sangat matang dan memiliki modal besar untuk memimpin negeri kita tercinta yang kaya akan sumber daya alam ini.

Ditulis oleh: Abdul Haris. Pengurus HMI Badko Jabodetabekan-Banten.

Loading

VINUS TV

BERITA TERBARU

IKLAN

spot_img
spot_img

BERITA TERPOPULER

IKLAN

spot_img
spot_img
spot_img

BERITA TERKAIT

IKLAN

spot_img

SEPUTAR BANTEN

IKLAN

spot_img

SEPUTAR DESA

Masyarakat Pasir Bolang Demo Alfamart