
TANGERANG | Proyek pembangunan pemakaman Lestari Memorial Park di Desa Taban Kecamatan Jambe Kabupaten Tangerang beberapa waktu lalu mendapat penolakan dari sejumlah warga.
Namun, penolakan proyek pembangunan yang dinilai tidak melibatkan hingga mengganggu masyarakat setempat ini dibantah oleh ratusan warga lainnya dengan membubuhkan tanda tangan.
Kepada Vinus, Yati (42), salah satu warga Desa Taban mengungkapkan, penolakan tersebut bukan merupakan aspirasi dari keseluruhan warga yang berdekatan dengan proyek pembangunan pemakaman elit itu.
Baca Juga
- Pemdes Taban Salurkan BLT Tahap Pertama Kepada 117 KPM
- Guna Menjaga Ketahanan Pangan, Pemdes Taban Distribusikan 10 Ribu Benih Ikan
Menurutnya, ia bersama ratusan warga lainnya tidak keberatan bahkan telah menandatangani pernyataan tidak terganggu dengan proyek pembangunan tersebut.
“Justru saya sebagai warga sini merasa terbantu. Bisa produktif dengan berjualan makanan untuk kebutuhan para pekerja proyek,” ungkap ibu dua anak ini saat diwawancara Vinus pada Senin, (18/09).
Hal senada dikatakan Dedi Kusnadi (48). Menurutnya, proyek pembangunan pemakaman ini banyak menyerap tenaga lokal. Terlebih warga sekitar.
“Hampir sebagian pekerja proyek ini merupakan warga sekitar. Sisanya orang perusahaan. Jadi, porsinya imbang lah,” ucap pria yang kerap disapa Mang Edet ini.
Menurut Mang Edet, selain telah melibatkan warga sekitar soal pekerjaan, kehadiran proyek tersebut juga menambah pendapatan masyarakat sekitar dengan berjualan.
“Banyak juga rumah warga dikontrak oleh perusahaan untuk para pekerjanya. Secara otomatis perekonomian masyarakat juga ada kenaikan,” ujarnya.
Sementara itu, Zamroni selaku perwakilan sekaligus pengawas proyek ini membenarkan, pihaknya telah melibatkan warga sekitar terkait beberapa pekerjaan yang sifatnya non skill.
“Kita menyesuaikan, beberapa pekerjaan kita libatkan masyarakat sekitar. Jumlahnya hampir imbang dengan para pekerja dari luar,” ucap Zamroni.
Selain itu, menurut Zamroni, pihaknya juga memastikan semua aktifitas pengerjaan proyek terlebih penggunaan alat berat tidak melewati jam operasional, apalagi hingga malam hari.
“Jam 5 sore semua aktifitas alat berat berhenti. Kalaupun ada pengerjaan di malam hari, itu proses pengecoran saja. Tidak menggunakan alat berat. Itu pun tidak sering,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Kasi Trantib dan Linmas Kecamatan Jambe, Lukman Hakim mengatakan, kedatangan dirinya bersama tim atas perintah pimpinan untuk mengkroscek terkait kejadian kemarin.
Menurutnya, hal itu dilakukan guna memastikan semuanya berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan gangguan ketertiban dan keamanan di wilayah Kecamatan Jambe.
“Kami bersyukur, setelah tadi dikonfirmasi ke pihak pengembang dan pemerintah desa setempat, semuanya sudah terkendali,” pungkasnya. | HR