
TANGERANG | Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Muhammadiyah Tangerang ( BEM FEB UMT) mengadakan Dialog Mahasiswa. Dalam rangka memperingati Hari Lahirnya Pancasila dan Hari Lahir Presiden pertama RI Sukarno.
Panitia mengangkat tema terkait Implementasi Peran Mahasiswa Dalam Menanamkan Nilai-nilai Pancasila di Era Digital. Hadir sebagai narasumber Ketua Fraksi PDI Perjuangan DRPD Kota Tangerang Andri S. Permana dan Akademisi Aslama Nanda Rizal, pada Minggu, (06/06).
Dalam pemaparannya, Aslama menjabarkan secara panjang lebar dan kronologis perjalanan Sukarno menggali Pancasila hingga pidato 1 Juni 1945 dan ditetapkan sebagai dasar negara pada sidang PPKI 18 Agustus 1945.
Baca Juga
- Syekh Nawawi, Cermin Bening Sang Pelita
- Gandeng UNTARA, Ananta Gelar Kursus Pancasila dan Sosialisasi Ultra Mikro
Pria lulusan UGM dalam bidang sejarah ini menyampaikan, hal yang harus digarisbawahi adalah Bung Karno menggali Pancasila dari realitas dan pandangan hidup bangsa Indonesia yang telah ada sejak lama.
“Bung Karno mulai menggali atau merumuskan Pancasila kurang lebih selam 10-20 tahun sebelum 1 Juni 1945. Sejak di Bandung hingga ketika diasingkan ke Ende, Flores. Kita harus bedakan hari lahir dan hari penetapan Pancasila. Ditetapkan 18 Agustus, bukan berarti tanggal itu adalah hari lahir,” paparnya.
Lebih lanjut, Aslam sapaan akrabnya mengatakan, catat baik-baik, bahwa Bung Karno adalah salah satu tokoh Muhammadiyah (MD) juga. Ia nyantri ke KH. Ahmad Dahlan sebelum dan sembari mondok ke HOS Cokroaminoto.
“Ketika Bung Karno dibuang ke Bengkulu oleh Belanda, ia benar-benar gabung secara organisasi dengan Muhammadiyah. Bahkan menjabat Ketua Bidang Pendidikan (saat ini Majelis Dikdasmen). Kurang Muhammadiyah apalagi coba,” ucap Aslam.
Hal senada disampaikan politikus PDI Perjuangan Andri. Dirinya menyampaikan, kita semua bisa beraktivitas, berpolitik, dan melakukan apapun dengan aman dan nyaman karena adanya Pancasila yang digagas atau digali Sukarno.
Andri juga memberi contoh. Rokhsan bisa jadi PJS BEM FEB walaupun orang Mauk, misalnya, dan siapapun bisa jadi pemimpin walau bukan putra daerah asli, karena Pancasila.
“Semua warga negara berhak memilih dan dipilih tanpa memandang suku, asal daerah, ras, agam,a dan aliran kepercayaan-golongan,” ujar Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Tangerang.
Andri berpesan, agar kita semua menjadi ‘Bung Karno-Bung Karno’ baru dan menjadi pembuat sejarah.
“Penting belajar sejarah, tapi lebih penting untuk membuat sejarah. Jangan warisi abunya, tapi warisilah api perjuangan Sukarno,” pungkasnya.
Untuk informasi, Dialog Mahasiswa berjalan lancar. Dibuka oleh Pjs. Ketua BEM FEB UMT Rokhsan Cholis, serta dimoderatori oleh Adil Winata. |We