TANGERANG | Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Tigaraksa Cabang (p) Kabupaten Tangerang bekerja sama dengan Komunitas Sabda Muda Nusantara (SMN) merilis dan bedah film dokumenter Sampah Kita.
Hadir sebagai narasumber, sutradara film Rohmi Sabda Azis, produser Wahyudin Arief, penyunting gambar Asyifa Shihab, dan pegiat lingkungan Mohammad Guruh, bertempat di Taman Ide Tigaraksa, pada Senin (17/04).
Dalam paparannya, Rohmi Sabda Aziz yang juga Ketua Umum HMI Tigaraksa menyampaikan, film dokumenter Sampah Kita membahas tentang isu lingkungan.
Baca Juga
- Tiga Bulan Tidak Diangkut, Sampah Dekat Tanah Kelahiran Leluhur Bupati Kembali Menggunung
- Warga Cibadak Mengeluh, Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Tak Kunjung Diangkut
Lebih lanjut, Rohmi mengatakan, film ini digarap selama 3 bulan di berbagai lokasi, seperti TPA Jatiwaringin, Pasar Sentiong, dan jalan-jalan utama Kabupaten Tangerang.
“Tentu dalam film ini masih banyak kekurangan, tapi ini merupakan bentuk aksi nyata kita dalam menangkap fenomena sampah yang ada di Kabupaten Tangerang,” ujarnya.
Sementara itu, Wahyudin Arief dalam paparannya menuturkan, diangkatnya film ini untuk menggugah kesadaran para mahasiswa dan masyarakat dalam menyikapi isu-isu lingkungan secara kritis.
Masih kata Arief, adanya Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 139 Tahun 2022 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik yang baru dilaksakan pada Februari lalu, ternyata belum maksimal.
“Pengurangan kantong plastik merupakan kebijakan instan yang tidak solutif. Para pedagang misalnya yang setiap hari bergantung pada penggunaan kantong plastik, harus jelas penggantinya apa, apakah sudah disediakan oleh Pemda,” serunya.
Di tempat yang sama, Mohamad Guruh mengungkapkan, berdasarkan data yang ada, TPA Jatiwaringin Kabupaten Tangerang menampung sekitar 2.000 ton sampah per hari.
Guruh yang sudah lebih 9 tahun bergerak di bidang lingkungan ini mengatakan, sampah-sampah tersebut bukan hanya dari masyarakat Kabupaten Tangerang, tetapi juga dihasilkan dari limbah pabrik yang terlalu mudah pengurusan AMDALnya.
“Harus ada langkah kongkret dari pemerintah daerah, seperti gencar melakukan sosialisasi, seminar, dan kampanye pengelolaan sampah, serta daur ulang menggunakan teknologi yang lebih modern dan ramah lingkungan,” tuturnya.
Pantauan di lokasi, bedah film Sampah kita dihadiri puluhan peserta dari berbagai organisasi dan BEM kampus. Acara dimulai dengan buka puasa bersama. |Fir