TANGSEL | Pelestarian tradisi layar tancap sebagai salah satu hiburan masyarakat yang telah ada puluhan tahun dan hampir punah harus tetap dilestarikan.
Hal itu disampaikan Ketua Garda Bangsa Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Yudi Adiyatna, usai menghadiri acara Anniversary Komunitas LCD Tangsel yang pertama dan santunan anak yatim-piatu di Babakan, Kecamatan Setu, pada Kamis, (19/01).
Kepada awak media, Yudi Adiyatna mengatakan, tradisi layar tancap yang masih ada ditengah masyarakat meskipun sudah memasuki era digitalisasi, kita juga perlu bernostalgia untuk mengenang asyiknya menonton layar tancap.
Baca Juga
- Para Kades di Banten Tolak Masa Jabatan 9 Tahun
- Kebakaran Pabrik Plastik di Curug, Asap Hitam Pekat Selimuti Pemukiman
Menurut Yudi, tradisi layar tancap ini memang perlu dilestarikan, karena masih efektif sebagai wadah silaturahmi warga di lingkungan dan juga menggerakkan ekonomi UMKM di setiap kehadiran layar tancap.
“Selain itu kumpulan warga yang menyaksikan layar tancap juga menjadi magnet tersendiri bagi kehadiran para pedagang dan menggerakkan ekonomi di tengah masyarakat,” kata bakal calon anggota legislatif Tangsel dari PKB ini.
Di tempat yang sama, Ketua RW 03 Kelurahan Babakan, Usman menyampaikan, Anniversary LCD Tangsel yang pertama ini digelar dengan menyediakan fasilitas 20 layar tancap sebagai sarana hiburan bagi warga.
“Kegiatan ini intinya sebagai bagian acara kebudayaan, seni, hiburan yang sudah hampir punah, tetapi tetap kita lestarikan,” tuturnya.
Usman menyebutkan, layar tancap yang disediakannya ini dikolaborasikan dengan digitalisasi untuk menyesuaikan perkembangan zaman.
Sehingga, kata dia, layar tancap biar tetap ada dan kita coba perbaharui dari liburan layar tancap untuk dikolaborasikan dengan era digital yang sekarang.
“Tentunya kita berharap momen ini untuk mengenang masa lalu, karena masih tetap ada dan banyak yang merindukan,” ungkapnya.
Senada dengan Usman, Ketua Komunitas LCD Tangsel, Katon menerangkan saat ini pemutaran layar tancap pun mengikuti perkembangan zaman dengan menggunakan perangkat infocus dan laptop dalam pemutaran filmnya.
Masih kata Usman, walaupun disisi lain masih banyak juga permintaan penggunaan rool film dalam pementasan layar tancap di tengah masyarakat.
“Kita berharap pemerintah daerah ikut serta membantu melestarikan tradisi hiburan masyarakat kampung yang sudah puluhan tahun ini agar tidak punah ditelan zaman,” tandasnya. |We