spot_img
spot_img

BURUH KABUPATEN TANGERANG UNJUK RASA, ORGANISASI PRIMORDIAL MAHASISWA KEMANA?

Foto: Ilustrasi oleh @Freepik

Oleh: Paturahman Fikri

SIANG itu, Selasa (3/3/2020), kota industri bernama Kabupaten Tangerang, sekitar pukul 12.00, suasana mencekam. Orang-orang di setiap pabrik bergerombol dan berhamburan keluar dan ikut bersatu dalam satu barisan, satu intruksi, satu mobil komando.

Mereka seperti membuat barisan semut: panjang, ramai, berjalan dan terus berteriak “HIDUP BURUH! HIDUP BURUH! HIDUP BURUH!”

Tangan mereka mengepal sembari memegang poster bertuliskan TOLAK RANCANGAN UNDANG-UNDANG OMNIBUS LAW CIPTA LAPANGAN KERJA !

Itu adalah gerakan buruh, gerakan kolektif yang menolak Rancangan Undang-Undang Cipta Lapangan Kerja disingkat RUU CILAKA atau mungkin lebih tepatnya RUU yang CELAKA. Gara-Gara Omnibus Law RUU CILAKA tersebutlah ribuan buruh melakukan mogok kerja, turun ke jalan melakukan aksi-aksi mobilisasi massa.
Mereka menutup beberapa akses jalan raya. Demonstrasi ini di inisiatori oleh beberapa Serikat Buruh di Kabupaten Tangerang. Tujuannya untuk menggalkan Omnibus Law RUU CILAKA. Ini sungguh luar biasa, buruh bersatu.
Secara literasi dan referensi, Albert Camus telah menyinggung gerakan semacam ini dalam bukunya yang berjudul Krisis Kebebasan. Ia menjelaskan kebebasan bukanlah sebuah hadiah cuma-cuma, melainkan sesuatu yang harus diperjuangkan.

Ia pun menegaskan dalam rezim apapun, apalagi yang sewenang-wenang, jangan bermimpi akan memperoleh kebebasan secara cuma-cuma. Kebebasan tersebut harus diperjuangkan. Sayangnya lebih sering penguasa merebut kebebasan tersebut, sehingga cendikiawan, seniman dan pers yang diandaikan adalah kelompok paling depan dalam memperjuangkan kebebasan akan menjadi diam.

Hari itu para buruh se-Kabupaten Tangerang bersatu melakukan penyampaian aspirasi terhadap pemerintah, dengan basis gerakan yang dibagi dan tersebar di beberapa tempat, seperti kawasan Bitung, Jatiuwung, Cikupa, Curug, Cirarab Legok. Mereka membuktikan kebebasan menjadi jaminan hak dasar manusia.
Ketika buruh Kabupaten Tangerang sudah unjuk rasa, lalu organisasi Primordial (Kedaerahan) mahasiswa Kabupaten Tangerang ambil peran apa ?

Mahasiswa sebagai cendikiawan muda dan harapan bangsa tentu seharusnya menjadi garda terdepan, menjadi tameng pelindung dan penggerak bagi rakyat, khususnya rakyat di daerah. Di era yang sangat modern ini, peran serta dari semua elemen masyarakat : buruh, petani dan tak terkecuali mahasiswa tidak dapat dielakkan lagi. Perannya sangat dibutuhkan agar bersama membangun dan mengelola daerahnya sesuai dengan sumber daya masing-masing.

Organisasi kedaerahan yang ada di Kabupaten Tangerang semestinya memiliki peran yang sangat strategis dalam hal pembangunan suatu daerah dan pemberdayaan masyarakat. Tentu peranannya sangat dinanti oleh para buruh di Kabupaten Tangerang menyikapi issue dewasa ini. Namun, hari itu, kesadaran akan tanggung jawab sebagai seorang mahasiswa organisasi kedaerahan, semisal transformasi pola pikir, belum tersentuh secara maksimal. Dibuktikan belum adanya kehadiran responsif organisasi primordial mahasiswa Kabupaten Tangerang disaat para buruh bersama serikat buruh bergerak dan turun kejalan melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Mereka demonstrasi menolak Omnibus Law RUU CILAKA.

Dalam perjalanan di Era Globalisasi ini, perbedaan menjadi tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan persamaan (Kerjasama). Karena memang dunia sudah menjadi begitu majemuk dan berbeda. Begitupun dengan perbedaan antara mahasiswa dan para buruh. Karena itu, hendaknya organisasi mahasiswa kedaerahan yang ada di Kabupaten Tangerang mampu berkolaborasi. Saudara, buruh sudah turun ke jalan, mahasiswa segeralah! (*)

Note: Mahasiswa membacalah jika ingin mengenal dunia. Mahasiswa menulislah jika ingin dikenal dunia. Jika ingin menggetarkan dunia maka membaca, menulis dan berbuatlah.

Adil sejak dalam pikiran dan perbuatan. Kata Pramoedya.

*Penulis adalah Biro/Bidang Kepemudaan LSPD

Loading

VINUS TV

BERITA TERBARU

IKLAN

spot_img
spot_img

BERITA TERPOPULER

IKLAN

spot_img
spot_img

BERITA TERKAIT

Data Bersih, Pilkada Rapih

Data Raksasa di Pilkada, No Drama!

Melawan Perang Dusta di Pilkada

KPU, Putusan MK, dan Gerakan Mahasiswa

IKLAN

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

SEPUTAR BANTEN

IKLAN

spot_img
spot_img
spot_img

SEPUTAR DESA

Masyarakat Pasir Bolang Demo Alfamart