
Oleh: Raden Siska Marini*
PEREMPUAN milenial semakin tertekan oleh banyaknya standar yang harus mereka ikuti. Mulai dari standar fashion, karier, hingga kecantikan yang harus dicapai.
Sebab, istiliah Indonesia good looking hanya akan memudahkan mereka yang memiliki paras menawan. Tentu tidak semua orang.
Tak bisa dipungkiri memang, kecantikan menjadi hal yang penting bagi setiap wanita. Itulah sebabnya, setiap wanita sebisa mungkin ingin tampil cantik meski harus menempuh berbagai macam cara.
Hasil survei ZAP Beauty Index tahun 2018, sebanyak 73.1 persen perempuan Indonesia menganggap cantik ialah mereka yang memiliki kulit yang bersih, cerah, dan glowing.
Baca Juga
Stereotip yang bahkan tidak asing lagi dan seringkali terdengar oleh kita. Terutama dalam pergaulan sehari-hari.
Terlebih, bukan laki-laki yang mempelopori hegemoni ini, tetapi kaum perempuan sendirilah yang sesungguhnya melabeli diri, hingga melabeli perempuan lain.
Padahal sejatinya, semua wanita terlahir cantik dari dalam dirinya. Kecantikan hati inilah yang membuat wanita nampak lembut dan mudah tersentuh.
Hal yang paling penting ialah looking good, bukan good looking semata. Perempuan yang cerdas akan memancarkan cahaya tersendiri karena kecerdasannya. Perempuan yang tangguh dan mampu memberi manfaat akan memikat hati karena perannya.
Perempuan yang mengambil dan memiliki peran itulah yang cantik. Setiap peran yang ia ambil layaknya perawatan kecantikan. Setiap kali ia mengajar, ia sedang merawat hatinya.

Juga setiap kali ia membantu orang lain, ia sedang merawat empatinya. Ketika kita duduk dalam barisan dan mendiskusinya solusi, sesungguhnya ia sedang merawat akal sehatnya. Dan semakin berperan, maka ia akan semakin cantik.
Seperti laki-laki, sesungguhnya perempuan pun merupakan makhluk merdeka. Mereka bebas dan punya kesempatan yang sama dalam menentukan standar hidupnya. Termasuk standart kecantikan yang ingin ia capai.
Perempuan cantik tidak melulu bagi mereka yang memiliki kulit putih dan badan jenjang. Ia yang cerdas, tangguh, dan senang menebar manfaat tetap akan punya nilai lebih.
Maka mulai sekarang, jangan lagi terjebak pada standar kecantikan yang mengekang. Tetapi tidak mampu mengembangkan nilai yang kita miliki.
Untuk itulah, perlu adanya batas tegas yang menggarisbawahi bahwa cantik tidak harus putih, langsing, rambut lurus, berhidung mancung dan lain-lain. Semua perempuan cantik selama mereka bisa nyaman dengan diri mereka sendiri.
*Penulis adalah Demisioner Ketua PK PMII Islamic Village, Ketua Ikatan Alumni PIAUD FTIK Universitas Cendekia Abditama, dan Mahasiswa Pascasarjana UNIS Tangerang.