TANGERANG | Hoax atau informasi bohong menjadi lebih berbahaya jika disampaikan berulang dan terus-menerus, sehingga akan dianggap menjadi sebuah kebenaran.
Demikian yang disampaikan Anggota DPRD Provinsi Banten Muhlis, saat memberikan sambutan sekaligus membuka Seminar Daerah bertema “Melawan Hoax Melalui Penguatan Literasi” yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Tangerang Barat (Himatangbar) di Ruang Audio Visual, Perpusda Kabupaten Tangerang, pada Rabu (03/08).
Menurut Muhlis, hoax juga yang menjadi instrumen utama terhadap lahirnya polarisasi di masyarakat. Terlebih pasca Pilpres 2019 lalu.
Baca Juga
- Bangun Harmoni Jelang Pemilu 2024, Himatangbar Selenggarakan Seminar Daerah
- Anniversary Ke-10, HIMATANGBAR Adakan Awards
“Sehingga, pemahaman atau penguatan literasi ini menjadi penting, agar masyarakat tidak lagi percaya dengan informasi bohong atau hoax,” ucapnya.
Selain itu, Anggota DPRD dari Fraksi PDI Perjuangan ini juga mengajak kepada seluruh elemen masyarakat terlebih mahasiswa, untuk berjihad melawan dan memberantas hoax di era digitalisasi seperti saat ini.
Ia juga menyampaikan, tahun 2023 mendatang, Pemprov Banten akan mengalokasikan dana tambahan bagi pemerintah desa dalam rangka peningkatan minat baca di masyarakat.
“TBM di daerah sudah masif, insyaallah tahun depan akan ada alokasi anggaran dari Pemprov untuk taman baca,” ungkap pria yang kerap disapa Bang Klay ini.
Menurut Muhlis, kebutuhan atau alokasi anggaran tersebut menjadi penting di tengah akses dan fasilitas taman baca yang kurang memadai.
“Tidak sedikit masyarakat yang rumahnya jauh dari pusat pemerintahan. Jadi kasihan mereka datang jauh-jauh ke Perpusda hanya untuk membaca buku. Untuk itu, kita akan bantu,” ujarnya.
Sementara itu, narasumber lainnya Sintia Aulia Rahmah selaku Ketua Umum Gemawati MA menyampaikan, Indonesia saat ini mengalami pemerosotan dalam kemampuan literasi.
Kata Sintia, berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA), Indonesia menempati peringkat ke 60 dari 61 negara dengan tingkat literasi rendah.
“Faktor ini yang menjadi salah satu penyebab merajalelanya hoax di Indonesia. Oleh sebab itu, pemahaman literasi yang matang pada setiap individu dapat menangkal hoax yang sudah bertebaran,” katanya.
Narasumber selanjutnya dari Asisten Peneliti Visi Nusantara Abu Rizal Sidik. Dia memaparkan materi terkait literasi digital untuk melawan hoax.
Menurutnya, literasi digital mempunyai arti penting dalam kehidupan komunikasi, hal itu dilatarbelakangi dengan beragam alasan, seperti penggunaan media yang semakin intens, hingga bergantung setiap individu pada mesin pencarian google, dan lain-lain.
“Meningkatkan literasi digital juga merupakan tindakan preventif atas merabaknya hoax. Kemampuan ini perlu dikuasai ditengah penetrasi penggunaan internet yang semakin bertambah jumlahnya seiring pertumbuhan penduduk,” tandasnya. |HR
2,311 kali dilihat, 4 kali dilihat hari ini