SERANG | Kontroversi pernyataan sikap Badan Eksekutif Mahasiswa Banten terkait Bank Banten terus bergulir.
Adanya tuntutan pembubaran bahkan tudingan main mata sudah disematkan kepada lembaga yang menaungi seluruh BEM se-Banten ini.
Kepada vinus.id., Sekretaris Jendral BEM Banten Ade Putra mengatakan, sangat menyangkan kritikan tersebut bukan pada substansi yang sedang diperjuangkan, melainkan terhadap personal dan kelembagaan.
“Sayang sekali kritik yang dibangun bukan bagian solusi penyelamatan Bank Banten atas kebijakan pemerintah provinsi terhadap pemindahan Rekening Kas Umum Daerah yang belakangan menuai banyak masalah,” ujarnya pada Rabu, (20/05).
Selain itu, pria kelahiran Tangerang ini membantah soal tudingan mencari popularitas serta main mata dengan penguasa.
“Jangan-jangan mereka yang main mata? Karena merasa resah dengan tuntutan kami,” tegasnya.
Lebih lanjut, Ade mengatakan, terkait desakan agar dibubarkan lembaga tersebut adalah bagain dari upaya pelemahan terhadap gerakan mahasiswa dan kelembagaan.
“Kami akan terus kawal dan mendesak KPK agar mengusut tuntas kasus Bank Banten ini. Dalam waktu dekat, kami akan segera berkirim surat kepada lembaga anti rasuwah tersebut,” ujar Ade yang juga aktivis literasi ini.
Berkaitan soal physical distancing, dirinya mengakui khilaf, untuk itu mohon maaf kepada semua pihak. Pihaknya memastikan tidak akan terulang. |HR