BANTEN | Pekan ini, jagad maya riuh pemberitaan Abu Janda. Banyak kalangan meminta pemilik nama asli Permadi Arya ditangkap. Soal cuitan: Rasisme dan Islam Arogan.
Sebelumnya, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Pusat kubu Haris Pertama melaporkan kader Banser ke Bareskrim Polri. Setelah itu berbagai tanggapan bermunculan.
Vinus melihat beberapa komentar tokoh yang menganggap Abu Janda bukan Kader NU atau Ansor. Sebut saja As’ad Said Ali, Alisa Wahid, dan Nusron Wahid. Selain dari mereka, masih banyak.
Baca Juga
- Hampir Satu Tahun Pandemi Melanda Banten, Ini Catatan Kritis Alumni Sekolah Demokrasi
- Polemik Sampah Tangsel, Ditolak Warga Tangerang, Kini Rencana Diterima Kota Serang
Menanggapi viral isu Abu Janda, Aktivis Tangerang Abdul Haris dipinta komentar. Menurut pria yang saat ini menjabat Ketua Umum HMBT, Abu Janda dulu dielukan banyak kalangan. Terutama yang pro pemerintah. Cuitannya kerap dishare ulang.
Masih kata Dia, Abu Janda sering menggunakan seragam Ansor dan Banser, dulu tidak mendengar warga nahdliyin mempersoalkan. Padahal komentarnya tetap nyeleneh.
“Kenapa kali ini Abu Janda seolah tidak diakui. Bahkan terlihat dipojokan. Padahal sebelumnya biasa-biasa saja,” ujar pria asal Cikupa ini.
Hal senada diutarakan, Didi Maldini, pria lulusan UIN Jakarta juga menanggapi hal serupa. Dirinya tidak habis pikir. Mengapa dua minggu ini seolah Abu Janda musuh bersama? Sedangkan dulu Dia sering mentas di televisi menggunakan seragam salah satu organisasi kepemudaan terbesar di Indonesia.
Masih kata Didi, harusnya Abu Janda tidak ditinggalkan begitu saja. Dibela sebagai sahabat. Aneh kalau dikeroyok banyak orang, tapi didiamkan saja. Idealnya dibantu dulu, persoalan salah atau benar, biar pengadilan yang memutuskan.
“Banyak tokoh yang dulu diam, akhir-akhir ini angkat bicara. Memojokan Abu Janda seolah tidak pernah berada dalam barisannya,” ujarnya kepada Vinus, pada Selasa, (03/03).
Sementara itu, Sekjend PW Ansor Provinsi Banten, Khoirun Huda menghormati pelaporan Abu Janda oleh KNPI. Ansor juga mendukung pihak kepolisian. Guna memberikan kepastian hukum, apakah Abu Janda betul-betul melanggar hukum atau tidak.
Terkait statusnya sebagai kader Ansor, Instruktur Nasional Gerakan Pemuda Ansor ini mengatakan, Abu Janda sudah aktif lebih dulu sebagai pegiat media sosial. Dengan membuat konten-konten parodi. Profesi ini tentu tidak dapat dikaitkan langsung dengan Banser, apalagi pernyataan-pernyataannya.
“Saya berharap kepada kelompok atau individu yang tidak berkepentingan dan tidak tahu duduk persoalannya, jangan ikut berkomentar yang tidak jelas. Hal ini justru membuat suasana semakin gaduh,” pungkasnya. |We